BERDESA
Desa
merupakan kampung dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, tempat yang penuh
dengan historis, harmonisasi, sejahtera, dan tempat dimana gotong royong
sebagai tali persaudaraan dan silahturahmi sebagai jalan untuk menyelesaikan
gesekan warga dan merencanakan kegiatan Desa. Desa memberi banyak makna bagi kita, sebagai kampong-desa yang “sebenarnya”, desa masih dianggap sebagai
standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli
seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian,
kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan
lain-lain. Namun, nilai-nilai desa yang dulunya dibanggakan tersebut kini dalam
masa transisi menuju kehidupan modern!!!
Desa
pada dasarnya memiliki sumber daya alam sangat berpotensi untuk memakmurkan
warga desa, seperti batu bara, gas alam, minyak bumi, lahan tanah yang luas, dan
lain-lain. Namun apa daya kalau sumber daya alam itu tidak digunakan dengan
semestinya. Hal tersebut memicu Urbanisasi-sering terjadi di era modern ini,
semua orang berbondong-bondong ke kota untuk untuk mencari nafkah. Itu terjadi
karena minimnya lapangan kerja di desa, dan pemerintahan desa kurang perhatian
atau kurang kontrol terhadap warga desa. Sebenarnya,
apabila Pemerintah Desa memamfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada
dan dengan memberdayakan warga desa sesuai pada skill serta program PemDes maka
desa bisa menjadi sosok yang membanggakan dan mampu bersaing dengan Pemerintah Daerah
serta Pemerintah Pusat.
Alasannya
karena kerukunan, gotong royong, musyawarah dan kerja sama warga desa masih
menjadi pilar utama terjalinnya hubungan baik antara warga desa, warga dengan Pemerintah
Desa dan warga dengan supra Desa. Oleh sebab itu, apabila hal2 tersebut diatas dimamfaatkan
dengan baik maka kesejahteraan desa tidak diragukan lagi, dan warga desa yang
dulunya berbondong-bondong ke kota akan kembali ke desa. Namun, untuk
mensejahterakan warga desa bukan hanya mengutamakan sumber daya alam yang ada
tetapi dalam konteks berdesa memberdayakan memamfaatkan segala sesuatu yang ada
disekeliling desa merupakan jalan terbaik untuk berdesa.
Salah
satu contohnya ialah Pemerintah Desa Panggungharjo merencanakan Proker yang
berbasis pada pemberdayaan masyarakat serta membangun BUMDes yang bisa
menghasilkan APBDes atau pendapatan desa. Misalnya Kelompok Usaha Pengelola Sampah
(KUPAS), Melakukan
kerjasama PT. Danone di bidang pengolahan minyak jelantah/minyak goreng bekas
yang dikelola oleh BUMDes Panggung Lestari, Membangun swalayan desa (Swadesa)
dalam rangka menciptakan kemandirian perekonomian masyarakat desa, Menggandeng
BPKP untuk membangun akuntabilitas desa. Keunggulan pemerintah Desa
Panggungharjo bisa menjadi inspirasi dan panduan bagi desa-desa lain untuk
mengikuti jejak Desa Panggungharjo.
Martinho Noronha Dos Santos
Komentar
Posting Komentar